INSIDEN MALAM TAKBIRAN
Hasil gambar untuk takbiran

                    By. Fateh_Ahmad
Malam yang kian larut dalam gema takbir kemenangan, jiwa-jiwa muslim berkumpul dan bersatu guna menyebut nama sang Khaliq. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd. Rumah Allah terlihat begitu indah dengan alunan takbir yang menggema.
“Ded, sudah didaftarkan? Soalnya teman-teman  sudah menyiapkan semua peralatan yang akan kita bawa saat lomba TAKBIR KELILING nanti.” Ujar Santoso dengan kopyah yang dimiringkan ke kiri.
“jadi dong. Kita sudah mendaftarkan diri dalam lomba takbir keliling nanti. So, you must prepear your friends to follow contest TAKBIR KELILING.” Jawab Dedi dengan senyum lebarnya.
Santoso pun memutarkan badan dan berjalan ke gerombolan teman-temannya yang sudah siap menyemarakkan malam takbiran kali ini. Dengan antusiasme yang ditunjukkan, teman-teman dari Santoso ada yang menggunakan atribut merah putih, sorban yang dililitkan di kepala, panji-panji Islam, dan atribut keislaman lainnya.
Tak lama kemudian, panitia lomba TAKBIR KELILING menyuruh segerombolan dari Santoso untuk segera berangkat pada barisan ketiga setelah segerombolan dari Feri dan Dadang. Mereka berbaris rapi, menunjukkan bahwa merekalah juaranya. Takbir pun dikumandangkan, mereka berjalan dengan teratur, layaknya peserta gerak jalan kala lomba agustusan.
Mendengar komando dari Santoso untuk tertib tanpa kerusuhan dan kriminalitas, mereka menurut saja tanpa ada yang protes, karena mereka tahu segala sesuatu yang teratur akan berdampak baik bagi mereka.
Diluar dugaan, segerombolan yang berjalan dibelakang segerombolan dari Santoso membuat kericuhan terhadap segerombolan dari Santoso dengan melemparkan batu. Kontan saja mereka tidak terima akan perlakuan tersebut, dan tawuran antar dua kubu pun terjadi. Santoso tak bisa menghalanginya, karena massa yang terlalu banyak dan larut dalam emosi yang berlebihan.
Melihat ketua dari segerombolan tadi itu Gery, teman kuliahnya, Santoso langsung menarik tangannya dan menyeret dia ke pinggir jalan raya. “
“Ger, apa-apaan ini? Perlakuan biadab itu Ger!.” Kemarahan Santoso memuncak.
“begini San, kami tidak melakukannya. Gerombolan dibelakang kami yang melempar batu tersebut. Kami sudah mengatakannya kepada gerombolan yang kamu pimpin. Tapi apa boleh buat, teman-teman kamu sudah lepas kontrol, San.” Kata Gery memperjelas kejadian tersebut.
Dengan wajah geramnya, Santoso menghampiri gerombolan yang berbaris dibelakang segerombolan dari Gery. “Mas, begini ya mas. Kalau sampeyan semua merasa tidak nyaman dengan kehadiran kami disini, bilang langsung, jangan seperti itu. Raga memang laki, tapi jiwa kalian perempuan!.”
“eh mas sampeya itu siapa! Kok beraninya bilang kami seperti itu. Ayo duel one by one kalau berani!.” Tantang salah satu dari perusuh yang tak tahu aturan.
     “Sudah, sudah. Apa-apaan kalian ini, hah!. Sudah salah masih melawan. Mana jiwa laki kalian!.” Gus Firman yang berwibawa menegur perusuh tadi. Apa boleh buat, mereka semua dibuat menunduk oleh wibawa Gus Firman.
“Sudah Santoso, jangan diperpanjang masalahnya. Ini bisa berakibat fatal kalau diperpanjang. Begini saja, teman-temanmu yang terluka, biar saya yang menanggung biaya rumah sakitnya. Dan saya akan hukun mereka-mereka itu dengan hukuman yang setimpal. Mari saya antar ke teman-temanmu yang terluka. Dan ini, uang untuk mereka. Kalau kurang bilang sama  saya. Maaf atas perbuatan yang biadab itu.” Gus Firman menengahi masalah tersebut supaya tidak terjadi maslah yang lebih besar lagi.
Akhirnya, Santoso pun menjalankan amanat Gus Firman. Dan membawa teman-temannya yang terluka tadi ke rumah sakit untuk diobati. Sungguh kejadian yang banyak mengandung hikmah bagi kehidupan sehari-hari. Semoga saja hati yang sekeras baja lunak akan kejadian yang mengandung hikmah tadi.

Special for ADHA NIGHT





Sukorejo, 01 September 2017
Up Your Dream !!!NOTHING IS IMPOSIBLEA.Firman Maulana