Menyapa Umat dengan Bersepeda (Lebih Dekat dengan Rutinitas Terbaru Kiai Azaim)


Sukorejo – Di separuh terakhir bulan Ramadhan, hampir setiap hari Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy rutin berolah raga di pagi hari dengan bersepeda atau gowes bersama para abdi pesantren yang diasuhnya, putera tetangga dan para pecintanya.

Jarak tempuh yang dilaluluinya juga lumayan jauh hingga berpuluh-puluh kilo meter ke desa-desa bahkan daerah pedalaman lintas kecamatan. Hal itu beliau lakukan setiap usai sholat Subuh dan berakhir sekitar pukul 08.00 pagi. Menurut cerita peserta yang mendampinginya, disela-disela perjalanannya mengayuh sepeda, Kiai Azaim selalu mengajak peserta singgah ke masjid dan berdoa bersama di sana.
Tak hanya itu, hasil bidikan camera peserta Kiai yang akrab disapa Kiai Azaim itu tak segan untuk menyapa dan bercengkrama dengan masyarakat yang dijumpainya.

Kiai Azaim bersama warga salah seorang warga di gubuk pematang sawah
Dalam kesempatan bincang-bincang singkat saya dengan beliau tadi pagi, beberapa saat usai berolah raga gowes, beliau menyampaikan manfaat yang sangat dirasakan bagi kebugaran tubuhnya setelah rutin berolah raga bersepeda.
“Pagi ini rutenya sampai kemana kiai?”, tanyaku sebelum menyampaikan dan mempertemukan keluargaku yang ingin mengundang beliau dalam acara akad nikah puterinya.
“Hutan barat Samir”, jawab Kiai Azaim dengan baju switer dan keringat yang masih tampak di wajahnya.
“Waduh, jauh sekali kiai. Apa ajunan (anda) tidak merasa dahaga?”, kembali saya bertanya makin penasaran.
“Ya rasa dahaga pasti ada, tapi usai berolah raga semuanya selesai. Apalagi minum langsung usai berolah raga itu kan tidak baik bagi tubuh. Coba lihat para atlit, usai olah raga mereka tidak minum, tapi berkumur-kumur dan membiarkan ogsigen keluar masuk dengan baik”, jelasnya dengan penuh semangat.
Ini yang saya suka setiap saya berkesempatan bincang-bincang dengan beliau. Selalu ada ilmu yang saya dapat dalam hal apa saja dari samudera ilmunya yang luas dan dalam, baik dalam hal agama, politik, ekonomi, seni bahkan soal olah raga.
Beberapa jam sebelumnya, dalam acara rutin Majlis Dzikir Basmalah yang diisi dengan dzikir, pengajian Al Mukhtar min kalamil akhyar dan diakhiri dengan saur bersama, saya sempat usul agar Muhibah Umat berikutnya, tidak lagi dengan jalan kaki tapi bersepeda?. Di luar dugaan usulan saya itu direspon baik oleh penasihat DMI Situbondo itu.
“Wah, boleh itu”, jawabnya dengan senyum khasnya yang teduh dan bersahaja.
Kegiatan Muhibah Umat adalah program menyapa Umat yang sudah dua periode dilaksanakan. Kegiatan dakwah dan sosial menyapa umat langsung ke desa-desa dan daerah pedalaman itu, peserta bersama Kiai Azaim mendatangi rumah penduduk dan masjid-masjid dengan berjalan kaki. Selama 2 hingga tiga hari masyarakat disuguhi dan dilayani dengan berbagai kegiatan mulai pengajian, pembinaan kemasjidan, penyuluhan, pengobatan gratis, khitanan massal, bakti sosial hingga pemberian santunan kepada kaum dhu’afa.
Semoga beliau selalu sehat dan dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT. Aamiin